+62819 1083 1792 info@wisatasekolah.com
+62819 1083 1792 info@wisatasekolah.com

Apa itu Experiential Education? Ini Definisi, Prinsip dan Manfaatnya

Apa itu Experiential Education

Apa itu experiential education? Pernahkah mendengar kata ‘experiential education’? Experiential education memungkinkan siswa untuk terhubung dengan subjek atau konsep dengan mengalaminya sendiri.

Jenis pembelajaran ini seringkali melibatkan aktivitas langsung seperti eksperimen dan kerja lapangan dan dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama (misalnya, proyek kelas selama setahun).

Saat mendengar kata “learning”, orang pasti sering memikirkan buku, video, podcast, dan materi pembelajaran lainnya. Meskipun ini penting di lingkungan sekolah, namun pembelajaran secara langsung bisa meningkatkan keterampilan dan pengetahuan baru.

Apa itu Experiential Education?

Apa itu Experiential Education?

Experiential education adalah bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk terhubung dengan materi, mengamati, dan mengalaminya sendiri. Model pendidikan ini menuntut siswa untuk memiliki rasa ingin tahu dan motivasi diri tinggi untuk melakukan evaluasi dan belajar dengan pengamatan langsung.

Experiential education atau pembelajaran langsung adalah model pendidikan yang melibatkan beberapa jenis pembelajaran berbasis keterampilan atau aktivitas langsung.

Experiential education merupakan filosofi pengajaran yang menginformasikan banyak metodologi yang mana guru sengaja terlibat dengan peserta didik dalam memberikan pengalaman langsung dan refleksi terfokus untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan siswa.

Prinsip-prinsip Experiential Education

Prinsip-prinsip Experiential Education

Ada beberapa prinsip dari experiential education yang perlu dipegang oleh seorang tenaga pengajar seperti:

  • Experiential education harus didukung oleh refleksi serta analisis kritis.
  • Siswa mengambil inisiatif membuat keputusan dan bertanggung jawab atas hasilnya.
  • Pelajar secara aktif terlibat dalam mengajukan pertanyaan, menyelidiki, bereksperimen, mengembangkan rasa ingin tahu, memecahkan masalah, memikul tanggung jawab, menjadi kreatif, dan membangun makna.
  • Siswa melibatkan intelektual, emosional dan sosial.
  • Hasil pembelajaran bersifat pribadi dan menjadi dasar untuk pengalaman dan pembelajaran di masa depan.
  • Baik siswa dan pengajar sama-sama mengeksplorasi dan mengevaluasi hasilnya.
  • Pengajar harus mengatur pengalaman yang sesuai, mengajukan masalah, menetapkan batasan, mendukung siswa, memastikan keamanan fisik dan emosional siswa dan memfasilitasi proses pembelajaran.
  • Pengajar perlu mengenali dan mendorong kesempatan siswa untuk belajar.
  • Rancangan pengalaman belajar bukan hanya mencakup keberhasilan yang harus dicapai siswa namun juga kemungkinan untuk mentoleransi kesalahan.

Manfaat Experiential Education

Manfaat Experiential Education

Sudah mengenal dengan jelas apa itu experiential education?Setelah tahu definisi dan prinsip-prinsipnya, berikut adalah manfaat yang didapatkan dari menerapkan experiential education pada siswa:

1. Mengajarkan Siswa untuk Mempraktekkan Teori yang Didapatkan Selama di Kelas

Salah satu manfaat terbesar dari experiential education adalah memungkinkan siswa untuk mengambil teori yang mereka pelajari di kelas dan mempraktekkannya sendiri. Siswa akan belajar menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Siswa tidak hanya belajar dari buku teks, namun juga memiliki kesempatan untuk menerapkan keterampilan yang dimiliki. Sebagian besar kegiatan yang ada pada experiential education mengharuskan siswa mempelajari materi dan konsep untuk diterapkan pada tugas langsun.

Experiential education juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan kerja tim dan kepemimpinan mereka yang juga merupakan kunci untuk pengembangan skill mereka ke depannya.

2. Memaksimalkan Potensi Belajar Siswa

Experiential education lebih efektif dan tahan lama di memori anak daripada pembelajaran teoretis. Tugas yang dikerjakan dengan pengamatan langsung memanfaatkan pengalaman yang mengharuskan siswa untuk menggunakan keterampilan berpikir kritis.

Siswa juga dituntut untuk melakukan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang mempercepat pembelajaran dan meningkatkan retensi informasi siswa.

Menurut penelitian menunjukkan bahwa tingkat retensi pengetahuan siswa yang didapatkan untuk pembelajaran tradisional atau di dalam kelas hanya sekitar 5%. Sementara jika melakukan pembelajaran secara langsung atau experiential education retensinya dapat mencapai 90%.

Hal ini dapat meningkatkan sikap dan semangat belajar siswa, yang juga dapat membantu mempercepat dan memaksimalkan potensi belajar mereka.

3. Meningkatkan Kreativitas dan Analisis Siswa

Experiential education memberi siswa kesempatan untuk melibatkan kreativitas yang mereka miliki dan tidak pernah mereka keluarkan saat belahar di dalam kelas. Ketika melakukan experiential education, siswa akan dihadapkan pada situasi yang mengharuskannya untuk memiliki banyak solusi.

Siswa didorong untuk mengenali dan menganalisis bagaimana dan apa saja tindakan yang harus dilakukan untuk mempengaruhi hasil pembelajarannya.

Jadi, selain mendorong kreativitas, anak juga belajar untuk menganalisis lebih jauh apa yang perlu dilakukannya. Siswa dituntut untuk memahami tindakan mereka dan bagaimana konsep yang dipelajari dapat diterapkan pada apa yang sedang dipelajarinya saat ini.

Setelah mengetahui apa itu experiential education,prinsip dan manfaatnya, maka Anda bisa rencanakan pembelajaran di luar kelas dengan kunjungi https://wisatasekolah.com/. Sebagai thematic educational & experiential travel, WisataSekolah akan membantu berikan experiential education untuk sekolah Anda! 

Leave a Reply