Batik telah diakui UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Culture). Bagi siswa, kunjungan sanggar batik adalah field trip yang wajib untuk memahami proses rumit, filosofi, dan nilai Creativity di balik selembar kain. Ini adalah perpaduan sempurna antara Art dan proses produksi skala kecil (Factory).
Tiga Dimensi Pembelajaran dari Batik:
-
Art dan Filosofi (Motif): Setiap motif batik (Parang, Kawung, Mega Mendung) memiliki makna filosofis dan sejarah yang mendalam. Siswa belajar tentang Culture dan bagaimana seni merupakan cerminan pandangan hidup masyarakat.
-
Creativity dan Proses Sains (Pewarnaan): Proses pencantingan lilin (malam) dan pencelupan warna adalah praktik seni yang membutuhkan ketelitian dan pemahaman tentang reaksi kimia sederhana. Siswa bisa mencoba membatik langsung (Experience).
-
Business dan Factory: Siswa dapat mengamati bagaimana proses membatik tradisional dikelola menjadi sebuah bisnis yang berkelanjutan, mulai dari pemilihan bahan, produksi, hingga pemasaran. Ini memberikan wawasan kewirausahaan.
Kunjungan ke sanggar batik memberikan Experience yang hands-on dan apresiasi mendalam terhadap Culture Indonesia. WisataSekolah.com memfasilitasi field trip yang terstruktur ke sentra-sentra batik (Yogyakarta, Solo, atau Cirebon), memastikan siswa mendapatkan pemahaman yang lengkap. Pengakuan UNESCO terhadap Batik semakin menegaskan pentingnya pelestarian ini.
Baca juga: Mengasah Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Aktif di Kelas