Budaya melayu di Pulau Penyengat Riau (sumber : https://robbihafzan.wordpress.com/2013/08/21/pulau-penyengat-wisata-murah-meriah-pulau-bintan-part-iii/)
Pulau Penyengat yang berada di Kepulauan Riau merupakan objek wisata yang termasuk dalam Kawasan Cagar Budaya Nasional dimana pulau mungil yang berjarak 2 km dari pusat kota ini dapat dijangkau menggunakan kapal pompong. Sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional, Pulau Penyengat menawarkan berbagai lokasi wisata yang kaya akan edukasi sejarah dan budaya Melayu. Wisata Sekolah punya referensi kegiatan yang bisa kamu contek kalau main ke Pulau Penyengat.
1. Berkunjung Masjid Raya Sultan Riau
Didirikan pada tahun 1803, Masjid Raya Sultan Riau merupakan destinasi yang wajib dikunjungi di Pulau Penyengat. Masjid peninggalan Kesultanan Riau-Lingga ini memiliki keunikan tersendiri, yakni bangunan masjid direkatkan menggunakan putih telur yang didapatkan dari sumbangan masyarakat pada saat itu. Selain direkatkan menggunakan putih telur, Masjid Raya Sultan Riau ini disebut sebagai masjid pertama yang dibangun dengan kayu dan kubah, lho!
2. Menjumpai Sejarah di Balai Adat Indra Perkasa
Balai Adat Indra Perkasa adalah salah satu simbol sejarah di Pulau Penyengat yang berbentuk replika rumah adat Melayu. Berusia lebih dari 100 tahun, Balai Adat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang tertarik akan budaya dan sejarah Melayu karena meruoakan replika rumah adat Melayu yang memyimpan berbagai benda dan dokumentasi tentang adat Melayu.
3. Belajar Mengenal Gurindam Dua Belas
Barangsiapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Penggalan sajak diatas tentu sudah sangat familiar, bukan? Tetapi, tahukah kamu jika sajak tersebut disebut Gurindam Dua Belas? Mendapat pengaruh dari sastra Hindu dan berasal dari bahasa Tamil yakni kirindam atau umpama, Gurindam -menurut KBBI- adalah sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat. Gurindam merupakan sastra Melayu karya Raja Ali Haji yang dinobatkan sebagai warisan budaya atau local wisdom masyarakat Bugis-Melayu. Gurindam Dua Belas biasanya memadukan antara nilai atau ajaran Islam seperti rukun Islam, syariat, dan iman dengan budaya Melayu, sehingga menjadi dapat tuntunan dalam membangun nilai dan karakter.
4. Sensasi menjadi bangsawan dengan Busana Adat Melayu
Pulau Penyengat dikenal dengan budaya Melayu yang kental, menawarkan kesempatan bagi wisatawa yang ingin merasakan pengalaman menjadi bangsawan dengan berbusana adat Melayu. Terdiri dari berbagai warna, busana Melayu dapat melambangkan strata sosial orang yang menggunakannya. Warna kuning yang melambangkan kejayaan identik dengan busana sultan atau raja, warna merah yang dilambangkan sebagai keberanian biasa digunakan oleh Hulubalang atau panglima kerajaan, sedangkan warna hijau yang identik dengan kesetiaan biasa digunakan oleh para Temenggung kerajaan.
5. Belajar Membuat Tanjak
Mengenal busana Melayu, tidak lengkap jika belum mengenal Tanjak. Tanjak adalah salah satu jenis penutup kepala pada masyarakat Melayu yang biasa digunakan sebagai bentuk pelestarian adat. Pada umumnya, Tanjak terbuat dari bahan kain songket yang dibentuk menjadi segi tiga dengan teknik tertentu, seperti lipatan biasa, lipatan bengkung atau simpul. Saat berkunjung ke Pulau Penyengat, wisatawan dapat membuat Tanjak melayu secara langsung.
Tertarik berkunjung ke Pulau Penyengat? Yuk, rencanakan kunjungan wisata kamu dengan Wisata Sekolah! Kunjungi kami di Instagram @wisatasekolah, hubungi melalui Whatsapp di 0819 1083 1792 atau telepon di 021-7599 9969.