Di era konsumerisme, siswa cenderung memilih mall sebagai tujuan utama rekreasi. Namun, untuk pengalaman yang benar-benar bernilai edukasi, wisata desa adat menawarkan harta karun budaya, sejarah, dan nilai-nilai kearifan lokal yang tidak akan ditemukan di tempat lain.
Perbedaan Nilai Antara Desa Adat dan Mall:
-
Pembelajaran Langsung: Di desa adat, siswa berinteraksi langsung dengan masyarakat yang menjaga tradisi. Di mall, interaksi hanya terjadi melalui transaksi komersial.
-
Ekonomi Berkelanjutan: Wisata desa adat mendukung ekonomi lokal dan Sustainable Tourism. Uang yang dibelanjakan langsung kembali ke masyarakat, bukan korporasi besar.
-
Mengasah Empati dan Rasa Hormat: Siswa belajar menghargai kehidupan yang sederhana, tatanan sosial yang unik, dan tradisi. Ini adalah pelajaran kemanusiaan yang mendalam.
-
Arsitektur dan Sejarah Otentik: Melihat rumah adat, situs purbakala, dan ritual lokal yang kaya makna sejarah dan budaya.
Desa Adat: Laboratorium Social Science
Kunjungan ke desa adat, seperti Desa Adat Baduy atau Desa Penglipuran, adalah laboratorium ilmu sosial yang luar biasa. Siswa dapat mengamati struktur masyarakat, sistem pemerintahan adat, dan peran Culture dalam kehidupan sehari-hari. WisataSekolah.com bekerja sama dengan Tourism Village yang terkurasi untuk memberikan experience yang otentik dan terstruktur untuk mendukung program Kemenparekraf.
Baca juga: Danau Toba: Menjaga Keindahan Alam dan Budaya Melalui Ekowisata